Foto Etik Sulistyaningsih saat siaran di RRI Malang


Jauh-jauh dari Yogayakarta datang ke Malang demi kecintaannya pada dunia public speaking membawanya sukses menjadi presenter dan reporter. Tidak berhenti sampai disitu, keinginannya untuk membagikan segudang ilmu dan pengalaman mengantarkannya menjadi dosen praktisi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya melalui program MBKM Dosen Praktisi Mengajar.

Etik Sulistyaningsih atau Mbak Esty sapaan akrabnya, telah menggeluti dunia radio selama kurang lebih 23 tahun. Esty memulai kariernya menjadi presenter dan reporter di RRI Malang sejak tahun 2010 kemudian berlanjut menjadi presenter di RRI PRO3 sejak tahun 2016 hingga sekarang. Dengan jejak perjuangannya itu, beliau ingin mendedikasikan dirinya di dunia pendidikan dengan aktif mengajar di beberapa instansi pendidikan formal maupun nonformal. Beberapa di antaranya Esty pernah bekerja sebaga dosen Luar Biasa Prodi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Malang sejak tahun 2014 hingga sekarang. Selain itu, beliau juga mengikuti program Dosen Praktisi Mengajar Angkatan II tahun 2023 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Yudharta Pasuruan.

“Termasuk ini sebenarnya membuka jejaring dengan perguruan tinggi yang ada, baik itu di Jawa Timur maupun di luar Jawa Timur untuk berbagi ilmu dengan adek-adek mahasiswa. Siapa tahu pengalaman saya bisa berguna bagi mereka ketika mereka terjun langsung ke dunia kerja.” Terangnya.

Berasal dari keluarga yang berbasis di bidang pendidikan menjadikan wanita kelahiran 1977 itu merasa tidak berhenti untuk memenuhi misinya dalam berbagi ilmu, skill, dan pengalaman kepada para anak muda. Terutama di bidang radio, MC, ataupun moderator.

“Walaupun ada teori (yang diajarkan) dari kampus, tetapi praktisnya dari hal yang saya sharing itu."  Imbuhnya.


Saat ditanya bagaimana kesan saat mengajar mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA, Esty sangat bersyukur atas bagaimana mahasiswa Ilmu Komunikasi sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima dirinya sebagai dosen praktisi. Tidak hanya itu, antusias yang ditunjukan oleh para mahasiswa saat di kelas membuat dirinya kagum akan potensi luar biasa yang mereka miliki.

“Menurut saya, teman-teman punya kemampuan, tinggal dikembangkan saja. Ibaratnya ada kuncup nih, tinggal disiram, dikasih pupuk, dan sinar matahari supaya bunganya bisa mekar, berkembang, dan harum baunya. Jadi tiap ada kesempatan menurut saya ambil aja!” Tutur Esty.

Hanya saja Esty menyayangkan kuantitas waktu pertemuan yang relatif singkat atau terlalu sedikit. Apalagi pada beberapa pertemuan harus bertabrakan dengan libur nasional, ujian UTBK, dan lain sebagainya, sehingga mengharuskan sebagian besar kelas dilakukan secara daring. Sebab menurutnya, kelas public speaking yang 90% berupa praktik, seharusnya dilaksanakan secara luring agar hasilnya dapat lebih maksimal.

“Jadi program praktisi mengajar itu kayak ngasih dasar-dasarnya saja. Selanjutnya gimana teman-teman yang mengembangkan dengan kemauan dan mengambil setiap kesempatan. Teman-teman jangan menyerah intinya. Harus sering praktik dan diasah saja." Pungkasnya.