Memahami Dunia Kerja Modal Penting Bagi Mahasiswa

Wawancara dengan Zulfatun Mahmudah, Dosen Praktisi Unesa



“Mahasiswa perlu dibekali pengetahuan riil sesuai kondisi dunia kerja,” ungkapan tersebut disampaikan Zulfatun Mahmudah dalam perbincangannya dengan mahasiswa Unesa. Zulfatun Mahmudah, yang akrab dipanggil Zulfa menegaskan bahwa pemahaman akan kondisi dunia kerja yang akan dihadapi bisa membantu mahasiswa dalam menyiapkan diri dengan berbagai pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan saat bekerja. 

Perempuan kelahiran Banyumas tahun 1970 itu merupakan staf media and pulic communication PT Kaltim Prima Coal, sebuah perusahaan tambang batu bara multinasional di Kalimantan Timur. Di sela kesibukan kerja, pemilik hobi membaca dan menulis ini menyempatkan berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada mahasiswa dengan tergabung dalam wadah dosen praktisi. 

“Dosen praktisi merupakan salah satu sarana para pekerja profesional menularkan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa. Saya mengapresiasi Kemendikbud yang telah menginisiasi program ini,”paparnya. 

Zulfa, yang menyelesaikan pendidikan Master Ilmu Komunikasi di London School of Public Relations dan meraih predikat lulusan terbaik ini tengah menyelesaikan pendidikan Doktor Kajian Budaya dan Media di Universitas Gadjah Mada. Kombinasi pengetahuan formal dan pengalaman lapangan menempa dirinya menjadi seorang ahli di bidang komunikasi korporat. 

“Basis komunikasi korporasi saat ini mengalami pergeseran signifikan. Untuk kelancaran operasi bisnisnya, korporasi harus mampu menjalin komunikasi dengan stakeholder, karena korporasi membutuhkan ijin sosial bukan sekedar ijin formal,” paparnya kepada mahasiswa UNESA yang dididiknya. 

Zulfa mengatakan kondisi tersebut menuntut kemampuan komunikasi dari pihak perusahaan, khususnya yang menangani bidang public relations. Menurutnya, dunia akademik kampus harus bisa menyiapkan lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan di lapangan. Hal ini pula yang mendorong Zulfa aktif terlibat sebagai dosen praktisi, khususnya di program studi S1 Ilmu Komunikasi Unesa.

Pengalamannya di bidang komunikasi korporat tidak hanya dibagikan kepada mahasiswa di Unesa. Juni silam, sosok yang sudah malang melintang di forum internasional itu diundang sebagai salah satu pembicara di World Mining Congress, sebuah forum tertinggi industri pertambangan dunia. Dalam kongres yang diikuti 70 negara dan 3.300 delegasi dari berbagai negara itu, Zulfa memaparkan pentingnya komunikasi dengan stakeholder untuk meraih ijin sosial. Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan kesempatan untuk memaparkan kesetaraan gender di pertambangan dalam forum tersebut. 

Mendedikasikan diri sebagai dosen praktisi bukanlah satu-satunya langkah yang diambilnya untuk turut mencerdaskan anak bangsa. Melalui lembaga yang dibangunnya, Zulfa Public Speaking Course, ia juga menggelar berbagai training public speaking, khususnya untuk masyarakat di wilayah Kalimantan. 

“Kemampuan komunikasi publik menadi kebutuhan semua elemen bukan hanya mereka yang berada di kampus. Alhamdulillah sudah ribuan masyarakat dari mulai pejabat, politisi, aktivis organisasi hingga ibu rumah tangga yang merasakan pembelajaran tersebut di lembaga yang saya dirikan,” paparnya. 

Tidak hanya pelatihan public speaking. Sosok yang sudah malang melintang di dunia penulisan karya ilmiah itu juga kerap menggelar pelatihan menulis. 

“Alhamdulillah saya pernah meraih empat penghargaan sebagai Best Paper Presenter di berbagai forum konferensi internasional. Saya ingin membagi kemampuan dan pengalaman tersebut dengan pihak lain agar semakin banyak orang yang mampu menulis dan berprestasi dalam bidang tulisan,” tuturnya. 

Tidak mengherankan, di penghujung masa kerjanya di korporasi, penulis novel “Musibah Suamiku Ladang Ibadahku” itu bercita-cita ingin beralih profesi sebagai pengajar setelah memasuki masa purna bakti. 

Di akhir perbincangannya, Zulfa menegaskan bahwa pengajar adalah profesi yang memiliki multi manfaat, tidak hanya untuk mencari finansial tapi juga untuk tabungan di akhirat kelak. 

“Kuncinya sertai niat yang baik agar menjadi ladang amal jariyan,” ungkapnya kepada awak media UNESA.